Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan bercorak Islam. Letak kerajaan Samudra Pasai berada di pesisir utara pulau Sumatra didaerah Aceh. Letak kerajaan Samudra Pasai yang strategis berada dijalur perlayaran dimanfaatkan untuk kegiatan perdagangan sehingga kehidupan ekonomi sudah maju dan mengenal mata uang.
Kehidupan sosial kerajaan Samudra Pasai memiliki kesamaan dengan kehidupan sosial Mesir maupun Arab yaitu diatur menurut aturan dan hukum Islam.
Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh pada tahun 1297 Masehi. Sultan Malik Al Saleh memimpin kerajaan Samudra Pasai dari tahun 1297 hingga tahun 1326 Masehi.
Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir II (1326-1345). Dibawah pimpinan Sultan Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir II kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional.
Sumber sejarah yang menerangkan tentang keberadaan kerajaan Samudra Pasai berasal dari:Dirham alat tukar perdagangan kerajaan samudra pasai
- Makam Ratu Al Aqla (Nur Liah) terletak di kampung Meunje Tujoh dengan ukiran kaligrafi Arab dan Ngawi
- Koin Emas (Dirham) Kerajaan Samudra Pasai digunakan sebagai uang atau alat tukar dalam perdagangan yang bertuliskan lafal tertentu menggunakan bahasa Arab
- Naskah Surat Sultan Zainal Abidin Tahun 1518 dengan huruf Arab isinya menceritakan keberadaan Portugis di Malaka
- Hikayat yang ditulis Raja-raja Kerajaan Samudera Pasai. Dari hikayatlah diketahui raja pertama dari kerajaan Samudera Pasai Sultan Malik Al Saleh dengan nama aslinya Marah Silu
- Lonceng Cakra Donya merupakan hadiah dari kaisar Cina lonceng berbentuk stupa dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm.