Peradaban lembah sungai Indus berlangsung sekitar 2800 - 1800 Sebelum Masehi (SM) dengan pusat peradaban berada di kota Mahenjodaro dan Harrapa. Itulah sebabnya Peradaban lembah sungai Indus disebut juga peradaban Mahenjodaro dan Harrapa.
Peradaban lembah sungai Indus atau shindu terdapat di negara Pakistan dan India Barat. Peradaban lembah sungai Indus meninggalkan banyak bukti sejarah menerangkan peradaban sudah sangat maju.
Lokasi Peradaban Lembah Sungai Indus |
Tempat lahirnya peradaban lembah sungai Indus merupakan sebuah kawasan yang subur dan menjadi salah satu faktor yang mendukung majunya peradaban ini. Kesuburan tanah peradaban lembah sungai Indus disebabkan oleh aliran beberapa sungai diantaranya sungai Indus, Sungai Gangga, sungai Yamuna, dan sungai Brahmaputera.
Ada dua kota besar yang berkembang di sekitar lembah sungai Indus yaitu kota Mahenjo-Daro dan kota Harappa. Kota sudah ditata dilengkapi dengan sanitasi yang baik seperti memiliki sumur dan kamar mandi lengkap dengan saluran air bawah tanah yang kompleks. Sejalan dengan hasil penelitian Sir John Marshall dari situs peradaban lembah sungai indus yaitu:
- Kota Mohenjo Daro dan Harappa dibangun berdasarkan rancangan tata kota yang maju.
- Jalan-jalan di kota itu dibuatnya lurus, lebar dan teratur sekali.
- Terdapat bangunan gedung bertingkat dengan pipa-pipa untuk pembuangan air yang baik
- Sudah mengenal sanitasi untuk penyediaan air bersih untuk penduduk
Pendukung peradaban lembah sungai Indus adalah Bangsa Dravida yang merupakan leluhur dari suku Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam yang diduga sebagai pendiri kota kuno Mahenjodaro dan Harrapa.
Kota Mahenjodaro dan Harrapa adalah dua kota dengan tata ruang yang sangat baik ditemukan pada tahun 1920 M disekitar situs peradaban lembah sungai indus. Materi untuk pembuatan bangunan terbuat dari bahan lumpur yang diproses sehingga berbentuk seperti bata. Kota ini juga pernah hancur karena luapan sungai sungai Indus menurut sejarawan kota Mahenjodaro sempat dibangun sampai 7 kali.
Reruntuhan Kota Mahenjo-Daro |
Kota Mahenjo-Daro diperkirakan berawal dari tahun 2600 SM sampai pada tahun 1900 SM. Ditinjau dari majunya tatanan kota maka tidak heran kota Mahenjo-Daro merupakan pusat peradaban kuno India. Dari segi pembuatan jalan pertokoan serta irigasi sangatlah diperhatikan untuk menjamin segi kesehatan.
Hasil Kebudayaan Peradaban Mahenjodaro dan Harrapa
Hasil kebudayaan peradaban lembah sungai Indus yang ditemukan oleh para peneliti di situs Mahenjodaro dan harrapa berupa teknik peleburan logam seperti tembaga, perunggu, dan timah, timbangan dengan ukuran memiliki standar, ukiran cap, stempel perangko, tembikar, arca, dan senjata yang terbuat dari logam.
Jika segi Irigasi sudah diperhatikan tentu segi ekonominya bergantung pada sektor pertania yang dapat menghasilkan padi, gandum, jelai, kapas, dan teh yang berlimpah. hal ini juga tentunya didukung oleh majunya teknologi masyarakat Mahenjo-Daro. Masyarakat Mahenjo-Daro juga telah mengenal emas dan mengolahnya, jenis persenjataan juga sudah dikenal seperti tombak, pedang, dan anak panah. Dibidang kesenian sudah mengenal lukisan dan pembuatan patung.
Penyebab Keruntuhan Peradaban Lembah Sungai Indus
Perubahan iklim ditengarai sebagai penyebab runtuhnya peradaban lembah sungai Indus. Diperkirakan pada abad ke-16 - 18 SM terjadi zaman es kecil membuat musim kemarau menjadi sangat kering berdampak pada penurunan hasil pertanian. Migrasi penduduk dilakukan untuk mencari daerah yang baik untuk memenuhi kebutuhan pokok salah satunya di kaki bukit pegunungan Himalaya. Peradaban lembah sungai Indus benar-benar runtuk setelah serangan bangsa Indo-Arya.
Pemerintahan di Sekitar Situs Peradaban Lembah Sungai Indus
Pemerintahan peradaban di sekitar lembah sungai Indus di Kota Mahenjodaro dipimpin oleh raja Candragupta Dinasti Maurya dan raja Ashoka.
- Raja Candragupta membuat sebuah kerajaan dikenal dengan Dinasti Maurya pada tahun 322 SM. Raja Candragupta mampu memperluas wilayah kerajaannya dari Kashmir sampai sampai lembah sungai gangga kemudian menguasai wilayah Makedonia setelah kematian Alexander Agung.
- Raja Ashoka merupakan cucu dari Raja Candragupta yang memimpin kerajaan Maurya pada tahun 268-232 SM dengan baik sehingga menjadi sebuah kerajaan yang besar pada tahun 268-232 SM. Setelah kematiannya Raja Ashoka kerajaan Maurya kemudian terpecah. Kemunculan Candragupta I berhasil mempersatuan kembali wilayah Maurya dan mendirikan sebuah kerajaan Gupta.