Pemimpin Pemberontakan DI/TII Aceh
Kekecewaan Daud Beureuh terhadap kebijakan pemerintah diekspresikan dengan pernyataannya pada 20 September 1953 bahwa Aceh merupakan Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwirjo sebagai pemimpin gerakan DI/TII Jawa Barat. Kemudian Daud Beureuh melakukan propaganda negatif tentang pemerintahan RI kepada rakyat Aceh.
Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Bureuh. Daud Bureuh dengan nama lengkap Teungku Muhammad Daud Beureueh merupakan seorang ulama yang berperan dalam pembentukan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) bersama Teungku Abdul Rahman Geulumpang II pada tahun 1964.
Sebelum tergabung dalam DI/TII Karir Daud Bureuh dimulai diakhir tahun 1945 dengan menjadi Kepala Kantor Urusan Agama pernah memimpin partai Masyumi di Aceh . Tahun 1946 Daud Bureuh adalah Ulama yang mendirikan Masyumi di Aceh. Tahun 1947 pemerintah pusat memutuskan untuk mengangkat Daud Bureuh sebagai Gubernur militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo pada tahun 1947 berpangkat Jenderal Mayor.
Terbitnya Peraturan pemerintah pengganti Undang-undang Nomor 5 Tahun 1950 propinsi Aceh kembali menjadi Keresidenan Daud Bureuh dimutasikan di Kementrian Dalam Negeri kemudian diangkat menjadi anggota DPR. Kebijakan ini menimbulkan niat Daud Bureuh untuk bergabung dengan DI/TII
Daud Beureuh Pemimpin DI/TII Aceh |
Latar Belakang Pemberontakan DI/TII Aceh di Pimpin Daud Bureuh
Dihapusnya status Provinsi daerah Aceh menjadi keresidenan dan disatukan dengan Provinsi Sumatera Utara.menjadi latar belakang timbulnya DI/TII di Aceh yang dipimpin oleh Daud Beureuh.
Pada 8 Oktober 1951 Muhammad Daod Beureuh mengirim surat kecaman kepada Presiden Sukarno karena dituduh tuduhan menyimpan senjata gelap dia bersama orang-orang dari Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) akan ditangkap.
Pada 29 Agustus 1951 pemerintah mengadakan operasi razia senjata skala besar di Aceh yang semakin memperkeruh keadaan di Aceh. Pada 20 September 1953 pemberontakan DI/TII dimulai di Aceh hingga tahun 1962.
Pemberontakan DI/TII Aceh dipimpin oleh Daud Bureuh
DI/TII berkeinginan mendirikan Negara Islam Indonesia NII bertentangan dengan Ideologi Pancasila sehingga dianggap sebagai sebuah pemberontakan terhadap pemerintahan Indonesia. Pemberontakan berlangsung selama 9 tahun dan berakhir pada tahun 1962.
Keputusan Daud Bureuh bergabung dengan
Operasi Militer Penumpasan Pemberontakan DI/TII Aceh
Untuk mengatasi Pemberontakan DI/TII di Aceh pemerintah mengupayakan langkah Diplomasi dan Militer. Operasi militer yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Aceh yaitu Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka yang dipimpin oleh
Terselengaranya Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada 17-28 Desember 1962 dilakukan untuk menghilangkan pendapat negatif rakyat Aceh tentang pemerintahan RI.
Terselenggaranya Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ini atas usul dari
Kolonel Jasin Pangdam I yang melibatkan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Melalui Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh akhirnya Gerakan DI/TII dapat
dipadamkan dengan jalan damai.