Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia tidak lepas dari letak wilayah nusantara yang berada di jalur perlayaran. Jalur perlayaran yang sangat ramai tersebut berada di sebelah barat wilayah nusantara yaitu Selat Malaka. Selat Malaka merupakan jalur perlayaran dan perdagangan yang menghubungkan 3 kerajaan besar yang memiliki kebudayaan yang sudah maju. Tiga kerajaan tersebut diantaranya kerajaan Romawi, Kerajaan India dan Kerajaan Cina. Namun berdasarkan ciri-ciri kebudayaan kerajaan tersebut hanya kebudayaan India yang sedikit memiliki kemiripan dengan kebudayaan asli nusantara sehingga kebudayaan Hindu dan Buddha berkembang baik di wilayah Nusantara.
Jalur pelayaran dan perdagangan yang melewati Nusantara |
Kebudayaan Hindu dan Buddha kemudian memperkenalkan sistem pemimpin dengan gelar Raja walau sebelumnya penduduk Nusantara sudah mengenal gelar pemimpin dengan gelar Kepala Suku. Gelar kepala suku dapat kita ketahui dari sejarah kerajaan Kutai Kalimantan Timur yang memiliki raja bernama Kudungga yang sebelumnya bergelar Kepala Suku kemudian berganti menjadi Raja setelah dipengaruhi kebudayaan Hindu.
Kerajaan Hindu dan Buddha memiliki corak kebudayaan yang berbeda. Untuk itu kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu kerajaan Hindu dan Kerajaan Buddha. Adapun kerajaan yang bercorak Hindu yaitu:
- Kerajaan Kutai
- Kerajaan Tarumanegara
- Mataram Kuno Dinasti Sanjaya
- Kerajaan Medang Kamulan
- Kerajaan Kediri
- Kerajaan Singosari
- Kerajaan Bali
- Kerajaan Pajajaran
- Kerajaan Majapahit
Kerajaan-kerajaan di Indonesia yang bercorah Buddha juga berkembang baik di wilayah Nusantara, berikut ini kerajaan yang bercorak Buddha:
Dari penggolongan kerajaan Hindu dan Buddha diatas terdapat masing-masing satu kerajaan besar yang sangat terkenal serta menjadi semangat bagi penduduk Nusantara untuk membebaskan diri dari cengkraman Kolonialisme dan Imperialisme. Adapun kerajaan tersebut yaitu kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu dan Kerajaan Sriwijaya bercorak Buddha.