Jangan Lupa Baca Artikel sebelumnya tentang >> Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Letak wilayah terletak di Kalimantan Timur yaitu di hulu sungai Mahakam. Kerajaan Kutai diketahui melalui sumber sejarah yaitu tujuh Prasasti dari tiang batu tempat mengikat hewan Korban dan disebut Prasasti Yupa mengunakan tulisan Pallawa dan berbahasa Sansekerta.
Raja yang pernah memerintah kerajaan Kutai Raja Kudungga, Raja Aswawarman, Raja Mulawarman merupakan Raja terbesar di kerajaan Kutai, pada masa pemerintahnnya kerajaan Kutai mencapai puncak kegemilangan, hal ini dibuktikan dengan upacara korban emas.
Kerajaan Kutai pernah melakukan upacara Asmawedha yaitu pelepasan Kuda untuk menentukan batas wilayah Kutai hal ini sama dengan masa pemerintahan Raja Samudragupta India, hal inilah yang memperkuat bahwa kerajaan Kutai bercorak Hindu
Letak Kerajaan Kutai |
Kehidupan sosial kerajaan Kutai sesuai dengan pengaruh Hindu yaitu pola kerajaan yang teratur namun disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia dibidang ekonomi kerajaan Kutai bertumpu pada kegiatan pertanian, peternakan dan perdagangan.
Prasasti Yupa |
Kehidupan budaya kerajaan Kutai yang dikenal yaitu Yupa tiang batu untuk mengikat hewan korban yang akan dipersembahkan kepada Dewa yang disembah masyarakat Kutai, dalam salah satu Yupa menyebut tempat suci yaitu “Vamprakecvara” yang dihubungkan dengan dewa Siwa yang berarti lapangan luas tempat pemujaan
Letak Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat dengan pusat kerajaan di sekitar daerah Bogor.
Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dari Berita asing dari dinasti T-ang yang berasal dari Fa-Hien menemukan daerah pantai utara pulau jawa bagian barat ditemukan kerajaan mendapat pengaruh Hindu. Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara dari prasasti yang ada di Indonesia Prasasti-prasasti diatas diperkirakan ditulis pada abad ke-5 M yang menggunakan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta diantaranya:
- Prasati ciaruteun (Ciampea, Bogor)
- Prasasti kebon kopi (Bogor)
- Prasasti Jambu (Bogor)
- Prasasti Muara Cianten (Bogor)
- Prasasti Tugu (Jakarta Utara)
- Prasasti Pasir Awi (Leuwiliang)
- Prasasti Munjul (Banten)
Prasasti Ciaruteun |
Raja Kerajaan Tarumanegara bernama Purnawarman ia merupakan Raja satu-satunya diketahui dari sumber sejarah. Berapa kebijakan yang pernah di lakukan oleh Purnawarman adalah:
- Membuat Terusan sepanjang 6112 tombak.
- Membuat Kali untuk saluran irigasi disebutkan dalam prasasti tugu
Kehidupan sosial dipengaruhi oleh agama Hindu masih mengenal kasta sehingga Raja Purnawarman memperhatikan kedudukan para kaum Brahmana untuk melakukan upacara korban keagamaan kepada Dewa.
Kehidupan Ekonomi masyarakat tarumanegara adalah bertani dan perdagangan. Budaya dari kerajaan tarumanega yaitu kebudayaan Tulis-menulis dibuktikan dengan prasati-prasati yang ditemukan.
Letak Kerajaan Holing diketahui dari Berita dari Cina yang berasal dari dinasti T-ang, menyebutkan bahwa letak kerajaan Holing berbatasan dengan laut sebelah selatan, Ta-Hen-La (Kamboja ) disebelah utara, Po-Li (Bali) sebelah timur, To-Po-Teng disebelah Barat.
Letak kerajaan Holing di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah. Menurut J.L. Moens melihat pada jalur perdagangan bahwa letak kerajaan Holing semestinya di tepi Selat malaka yang ramai akan aktivitas perdagangan dan perlayaran
Perkiraan Letak Kerajaan Holing |
Sumber sejarah dari kerajaan Holing dari Berita pendeta I-tsing menyatakan bahwa sorang sahabatnya Hui-Ning dan pembantunya bernama Yunki pergi ke Holing tahun 664-665 M Agama Buddha dan menerjemahkan Kitab suci agama Buddha dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina dibantu oleh pendeta dari Holing yang bernama Janabhadra. Menurut keterangan Dinasti Sung yang diterjemahkan adalah Bagian terakhir kitab varinirvana tentang pembukaan jenazah Sang Buddha.
Kerajaan Holing dipimpin oleh seorang raja wanita disebut Ratu Sima yang memerintah sangat keras tetapi Adil dan Bijaksana dengan memberlakukan hukuman kepada orang yang bersalah tanpa mengenal golongan. Kondisi ini menciptakan suasana aman di kerajaan Holing yang saat itu sudah mengenal perdagangan.
Letak Kerajaan Melayu Berpusat di Sumatra Selatan yaitu Jambi yaitu di sisi Kiri dan Kanan Sungai Batanghari.
Letak Kerajaan Melayu dan Sriwijaya |
Kerajaan Melayu diketahui melalui sumber sejarah berita asing cina menyebutkan bahwa Musafir dari Cina I-Tsing (671-695 M) dalam bukunya disebutkan dalam bukunya bahwa pada abad ke-7 kerajaan Melayu dimasukkan dalam Kerajaan Sriwijaya
Ditemukan Patung Amoghapasa yaitu patung budha sebagai hadiah dari penguasa jawa timur pada abad ke-13 ditemukan didaerah Jambi
Kerajaan Sriwijaya
Letak Kerajaan Terletak di sumatra selatan di sekitar sungai Musi atau sekitar Kota Palembang saat ini. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya dari berita asing:
- Berita dari arab banyak pedagang Arab yang berdagang di Sriwijaya dan Pusat Kota ditemukan juga perkampungan Arab sebagai tempat tinggal sementara orang arab, mereka menyebut nama Sriwijaya dengan sebutan Zabag, Sabay, dan Sribusa
- Berita India menyebutkan Raja Sriwijaya menjalin hubungan dengan Raja-raja di India seperti Kerajaan Nalanda, Kerajaan Chola.
- Berita Cina menjelaskan terjalin hubungan perdagangan dengan Cina yang singgah di Sriwijaya dan meneruskan perjalanan berdagang ke India dan Romawi
Sumber sejarah kerajaan Sriwija dari dalam Negeri Prasasti bertulisan Palawa berbahasa melayu kuno:
- Prasasti Kedukan Bukit (648 M): Menyebutkan Raja Sriwijaya Dapunta Hyang menundukkan Minangatamwan (Jambi).
- Prasati Telaga Batu: Menyebutkan Kutukan Raja Siwijaya kepada orang yang tidak taan dan berbuat kejahatan
- Prasasti Talang Tuwo (648 M): Menyebutkan tentang pembuatan taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
- Prasasti Kota Kapur (686 M): Menyebutkan Kerajaan Sriwijaya berusaha menaklukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya, prasati ini ditemukan di Pulau Bangka.
- Prasasti Karang Berahi (686 M): ditemukan di Jambi, Menyebutkan tentang Penguasaan Kerajaan Sriwijaya atas daerah Jambi.
- Prasasti Ligor (775 M): Menyebutkan Ibukota Ligor bertujuan untuk mengawasi pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka
- Prasasti Nalanda Menyebutkan Balaputra Dewa Raja Terakhir dari Dinasti Syailendra terusir dari Jawa Tengah Setelah kekalahan dari kerajaan Mataram dan Dinasti Sanjaya, Raja Balaputra dewa juga meminta haknya kepada Raja Nalanda mengakui haknya atas Dinasti Syailendra, ia juga membebaskan 5 desa dari Pajak untuk membiayai Mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Sriwijaya yaitu:
Adapun Raja-raja yang memerintah Sriwijaya yaitu:
- Raja Dapunta Hyang memperluas Daerah kekuasaan Sriwijaya ke Daerah Jambi dan bercita-cita kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti kedukan bukit (648 M).
- Raja Balaputra Dewa ia merupakan Raja Syailendra (Jawa Tengah) yang melarikan diri ke Sriwijaya setelah kalah perang dari Pramodhawardani kakaknya yang dibantu Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), ia kemudian diangkat menjadi Raja oleh Raja Dharma Sentru (kakak dari Ibu raja Balaputra Dewa) yang tidak memiliki Keturunan. Pada masa kepemimpinannya Sriwijaya mencapai puncak kejayaan yang diakui dunia internasional sebagai Kerajaan Maritim yang aktif dalam dunia pelayaran-perdagangan di India seperti kerajaan Benggala (Nalanda) dan kerajaan Chola. Selain itu kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
- Raja Sanggrama Wijayattunggawarman, pada masa pemerintahannya Sriwijaya berhasil dikalahkan oleh Kerajaan Chola di India, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman ditawan namun dibebaskan pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I kerajaan Chola.
Kehidupan Ekonomi kerajaan Sriwijaya dengan menguasai jalur perlayaran dan perdagangan sehingga sering disebut sebagai ekonomi maritim.
Wilayah Kekuasaan Sriwijaya awalnya pusat kota di Muara Takus kemudian dipindahkan ke palembang yang mampu dikuasai, selain itu perluasan wilayah sampai ke selat sunda, selat bangka, selat malaka, selat karimata dan laut jawa bagian barat yang merupakan kunci pelayaran dan perdagangan. Sriwijaya juga menguasai Tanah Genting Kra yang digunakan sebagai penyebrangan dari lautan hindia ke laut Cina yang sering digunakan pedagang India dan Cina.
Hubungan Luar Negeri Sriwijaya:
- Sriwijaya dan Pala (Nalanda) di Benggala diperintah oleh Dinasti Pala dengan Rajanya terbesar Raja Dewa Paladewa hubungan terjalin pada abad ke-8 M hingga 11 M pada bidang kebudayaan dan agama.
- Sriwijaya dan Cholamandala, Raja Sriwijaya Sanggrama Wijayattunggawarman mendirikan biara (1006 M) sebagai tempat tinggal bhiksu dari kerajaan Sriwijaya. Karena persaingan dibidang perlayaran dan perdagangan akhirnya hubungan baik menjadi permusuhan, Raja Rajendra Chola menyerang Sriwijaya, serangan pertama 1007 M gagal dan serangan kedua 1023-1024 M berhasil merebut pusat-pusat kota penting Sriwijaya dan Raja Sriwijaya yaitu Sanggrama Wijayattunggawarman ditawan.
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduruan disebabkan oleh faktor politis dan ekonomi yaitu
- Muncul kerajaan Siam yang berhasil merebut Tanah Kra dari sriwijaya, hal ini menyebabkan kurangnya kekuatan Perlayaran dan perdagangan Sriwijaya.
- Kerajaan Siriwijaya terdesak oleh kerajaan Singasari yang berusaha menguasai Nusantara dengan melakukan Ekspedisi Pamalayu berhasil menguasai Kerajaan Melayu, Pahang, Kalimantan mengakibatkan kerajaan Sriwijaya terdesak.
- Kurangnya pedagang yang singgah di Kerajaan Sriwijaya karena daerah strategis Perlayaran dan perdagangan berhasil dikuasi kerajaan Singasari.
Pada akhirnya kerajaan Sriwijaya menjadi sebuah kerajaan yang kecil dengan wilayah terbatas dengan kekuatan yang lemah pada akhirnya dihancurkan oleh kerajaan Majapahit tahun 1377 M.
Kerajaan Mataram Kuno
Letak Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah dengan daerah pusatnya di Bhumi Mataram yang dikelilingi pegunungan dan gunung-gunung dan daerah tersebut dialiri sungai Progo, sungai Bogowonto, Sungai Elo dan benggawan Solo sehingga daerah itu subur hal ini menjadikan daerah tersebut Subur dan dan kehidupan masyarakat bergantung pada bidang pertanian sedangkan perdagangan kurang diperhatikan. Adapun yang termasuk dalam kerajaan Mataram Kuno yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Sumber Sejarah Dinasti Sanjaya:
- Prasasti Canggal (732 M) dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dan mendirikan Lingga sebagai lambang dewa Siwa sehingga Dinati Sanjaya beragama Hindu.
- Prasasti Balitung (907 M) prasasti dari tembaga yang dikeluarkan oleh Raja Diah Balitung tentang pemberian Hadiah kepada kelima Patihnya yang berjasa terhadap kerajaan, dan dalam prasasti ini juga disebutkan Raja-raja yang memerintah pada Kerajaan Mataram dan Dinasti Sanjaya.
- Kitab Cerita Parahyangan menceritakan tentang hal ikhwal Raja-raja Dinasti Sanjaya.
Raja yang pernah memerintah Dinasti Sanjaya adalah
- Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya pendiri kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya ia memerintah adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya ia mendatangkan Pendeta Hindu beraliran Siwa untuk meningkatkan pemujaan terhadap dewa tertinggi yaitu Siwa.
- Rakai Panangkaran.
- Rakai Warak.
- Rakai Garung.
- Sri Maharaja Rakai Pikatan ia berhasil menguasai Jawa Tengah yang diperintah oleh Dinasti Syailendra dengan Rajanya Balaputra Dewa yang diserahi kekuasaan oleh Pramodhawardhani sebagai putri kerajaan Dinasi Syailendra yang dipinang oleh Pikatan hal ini menjadikan perang saudara ketika Pikatan meminta kembali kekuasaan Dinasti Syailendra dan Dimenangkan oleh Pikatan.
- Sri Maharaja Rakai Kayuwangi, sebagai Raja ia dibantu 5 patih yang diketuai oleh seorang mahapatih. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi memajukan sektor pertanian.
- Sri Maharaja Rakai Watuhumalang masa pemerintahanya lebih pada bidang keagamaan.
- Sri Maharaja Watukura Diah Balitung merupakan Raja Mataram yang besar dan bijak ia berhasil menyatukan kerajaan Mataram yang hampir terpecah akibat pertentangan sesama bangsawan. Pada masa pemerintahnnya daerah kekuasaan sampai hingga ke Jawa Timur ia memerintah Mataram sampai tahun 910 M. Pemerintahannya dikenal dengan 3 jabatan penting yaitu 1. Rakryan I Hino 2. Rakryan I Halu, 3. Rakryan I Sirikan. Pemerintahan di buktikan dengan Prasasti Mantyasih (kedu) yang berisi silsilah kerajaan Mataram dari pemerintahan Raja Sanjaya sampai Raja Diah Balitung.
- Sri Maharaja Daksa sebelumnya ia menjabat sebagai Rakryan I Hino dalam pemerintahannya juga diselesaikan pembangunan candi Prambanan, masa pemerintahan Daksa sangat singkat.
- Tulodhong. 11) Sri Maharaja Rakai Wawa, ia dibantu oleh Mpu Sindok sebagai Rakryan I Hino. Terjadi kekacauan pada masa pemerintahannya namun berhasil diatasi.
- Mpu Sindok ia memindahkan pusat kerajaan dari Jawa tengah ke Jawa Timur karena khawatir akan serangan dari Sriwijaya sejak itu berakhirnya kerajaan mataram dijawa tengah
Kehidupan Ekonomi kehidupan ekonomi bergantung pada sektor pertanian dan jasa pengangkutan barang hasil pertanian.
Letak Kerajaan Mataram Kuno |
Letak Kerajaan: Yaitu di jawa tengah bagian selatan tepatnya daerah Bengalan dan Yogyakarta
Sumber Sejarah Dinasti Syailendra adalah
- Prasasti Kalasan (778 M) menyebutkan Raja Dinasti Syailendra yang menunjuk Rakai Panangkaran mendirikan Bangunan Suci Bagi Dewa Tara dan Bihara bagi para Pendeta
- Prasasti kelurak (782 M) didaerah Prambanan menyebutkan arca Mansjuri sebagai perwujudan sang Budha, Wisnu, dan Sangha yang dapat disetarakan dengan Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dalam prasati ini juga disebutkan Raja yang sedang memerintah yaitu Raja Indra
- Prasasti Ratu Boko (856 M) meyebutkan kekalahan Raja Balaputra Dewa melawan kakaknya Pramordhawardana
- Prasasti Nalanda (860 M) menyebutkan asal usul Balaputra Dewa sebagai putra Raja Samaratungga dan cucu dari Raja Indra
Reruntuhan Candi Borobudur sebelum di Rekonstruksi
Raja dari Dinasti Syailendra adalah
- Raja Bhanu (752-775 M)
- Raja Wisnu (775-782 M)
- Raja Indra (782-812) melakukan perluasan wilayah hingga ke selat Malaka dan melakukan perkawinan Politik dengan mengawinkan Putranya Samaratungga dengan Putri Raja Sriwijaya.
- Raja Samarotungga (812-833 M) Pada masa pemerintahnnya dimulai pembangunan candi Borobudur
- Raja Balaputra Dewa (833-856 M) Diberi tahta oleh Kakak tirinya yang tidak sanggup memerintah yaitu Pramodhawardana.
- Ratu Pramordhawardani (856 M) setelah menikah, suaminya Rakai Pikatan mendesak Pramodawardani untuk menarik tahtanya kembali sehingga terjadi perang Saudara dan dimenangkan oleh Rakai Pikatan. Balaputra dewa kemudian melarikan diri ke Sriwijaya dan diangkat menjadi Raja.
Kehidupan Sosial mengenal bergotong-royong dalam pembuatan Candi, serta mengangap Raja sebagai Dewa. Kehidupan Budaya membangun Candi-candi yaitu Mendut, Pawon, Borobudur, Kalasan, Sari, dan Sewu. Taukah kamu bahwa kata Borobudur diperkirakan berasal dari kata Bhumi Sambhara yang berarti “bukit atau gunung” Buddhara yang berarti Raja jadi Borobudur adalah berarti Raja Gunung yang sama artinya denga Syailendra
Letak Kerajaan Medang Kamulan terletak di sekitar Sungai Brantas dengan ibukotanya Wantan Mas
Sumber Sejarah Kerajaan Medang Kamulan Berita Asing:
- Berita dari India menyatakan Sriwijaya Menjalin persahabatan dengan kerajaan di India yaitu Chola untuk menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan
- Berita dari Cina zaman Dinasti Sung menyatakan terjadi permusuhan antara kerajaan dipulau Jawa dengan kerajaan Sriwijaya.
Letak Kerajaan Kediri |
Sumber sejarah kerajaan Medang Kamulan diketahui dari Prasasti
- Prasasti Mpu Sindok dari desa Tangeran menyatakan Mpu Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani Pu Kbin.
- Prasasti Mpu Sindok tentang pembuatan Candi sebagai Pendharmaan ayah permaisurinya yaitu Rakryan Bawang
- Prasasti Mpu Sindok dari Lor tentang pembuatan Candi Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di desa Anyok Lodang
- Prasasti Calcuta dari raja Air Langga menyebutkan silsilah Raja Mpu Sindok
Raja kerajaan Medang Kamulan adalah
- Raja Mpu Sindok bergelar Mpu Sindok Sri Isyanatunggadewa pendiri kerajaan Medang Kamulan memindahkan pusat pemerintah dari jawa timur ke jawa timur.
- Dharmawangsa melakukan perluasan wilayah ke Kerajaan Sriwijaya akibatnya Sriwijaya melakukan pembalasan bersama kerajaan Wurawari pada saat Pernikahan Putri Raja Dharmawangsa dengan Airlangga, Raja Dharmawangsa dan kerabat kerajaan tewas.
- Airlangga, ia selamat dari serangan Kerajaan Wurawari bersama pengikut setianya Narottama dan berhasil menundukkan kerajaan Besar seperti kerajaan Murawari, Wengker, dan Raja Putri yang bernama Rangda Indirah yang dikisahkan dalam cerita Calon Arang. Kemudian kerajaan Medang Kamulan terbagi menjadi 2 yaitu kerajaan Kediri dan Jenggala
Kehidupan Ekonomi bergantung kepada sektor pelayaran dan perdagangan didukug oleh sektor pertanian. Kehidupan Sosial Berdasarkan Kasta dan kedudukan sosial serta kekayaan materiil
Letak kerajaan Ditepi sungai Brantas dengan Ibukota Daha
- Sumber Sejarah Kerajaan Kediri dari prasasti adalah:
- Prasasti Sirah Keting (1104 M) tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat oleh Raja Jayawarsa.
- Prasasti Tulungagung dan Kertosono tentang keagamaan berasal dari raja Bameswara (1117-1130 M).
- Prasasti Ngantang (1135 M) tentang pemberian tanah kepada Desa Ngantang oleh Raja Jayabaya yang bebas dari pajak.
- Prasasti Jaring dari Raja Gandra yang memuat tentang Nama-nama Hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Jinada.
- Prasasti Kamulan tentang masa pemerintahan Raja Kertajaya berhasil mengalahkan musung istana Katang-katang
Sumber sejarah kerajaan Kediri dari Berita dari yaitu Kronik Chu Pan Chi tentang keadaan Kediri abad ke-12 dan ke-13
Raja yang pernah memerintah kerajaan Kediri adalah:
- Raja Jaya Warsa.
- Raja Bameswara
- Raja Jayabaya
- Raja Saweswara dan Raja Aryeswara
- Raja Gandra (1181 M)
- Raja Kameswara (1182-1185 M)
- Raja Kertajaya (1190-1222 M) pada masa pemerintahannya Runtuhnya Kerajaan Kediri karena berusaha mengurangi Hak kaum Brahmana, kemudian kaum brahmana meminta bantuan ke pada raja Kerajaan Tumapel yaitu Ken Arok diakhiri dengan perang yang dimenangkan oeh kerajaan Tumapel
Kehidupan Ekonomi kerajaan Kediri adalah disektor Pertanian, Pertambangan, Perlayaran dan Perdagangan. Kehidupan Sosial Masyarakat dibedakan berdasarkan Tingkah Laku
Sastra terkenal pada masa kerajaan Kediri Krisnayana (Zaman Jayabaya), Bharatayudha (Mpu Sedah dan Mpu Panuluh) , Arjuna Wiwaha (Empu Kanwa), Hariwangsa (Empu Panuluh), Bhomakavia, Smaradhana, writtasancaya dan Lubdhaka (Empu Tanakung)
Letak Kerajaan Singasari berada di Jawa Timur daerah Pegunungan malang dengan pelabuhan Pasuruan.
Sumber sejarah kerajaan Singasari adalah:
- Kitab Pararaton tentang Raja-raja Singasari.
- Kitab Negarakartagama Silsilah kerajaan Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan Raja Singasari.
- Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
- Berita Cina tentang Kaisar Kubilah Khan dari Cina menyerang Kerajaan Singasari.
- Peninggalan Candi Pendharmaan Raja Singasari seperti Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singasari
Letak Kerajaan Singasari |
Raja kerajaan Singasari adalah
- Raja Ken Arok (1222-1227 M), setelah mengalahkan Kerajaan Kediri Ia mendirikan kerajaan Singasari dan mati dibunuh oleh Anusapati anak tirinya dengan Ken Dedes.
- Raja Anusapati (1277-1248 M) Dibunuh oleh anak oleh Tohjaya Putra Ken Arok dengan Ken Umang.
- Raja Tohjaya (1248 M)
- Rangggawuni (Raja Wisnuwadhana) memerintah bersama Mahesa Cempaka (Narashinghamurti) pemerintahan mereka mewujudkan keamanan dan kesejahteraan
- Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan masa kejayaan Singasari ia bercita-cita menyatukan Nusantara dengan cara:
- Melakukan ekspedisi pamalayu (1275 dan 1292 M) menguasai Kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
- Menguasai Bali 1284 M.
- Menguasai Jawa Barat 1289 M.
- Menguasai Pahang (Malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan). Kertanegara kemudian dibunuh oleh Raja Jayakatwang dari Kediri dan Pasukan Cina Mongol
Golongan Brahmana sangat diperhatikan pada masa pemerintahan kerajaan Singasari
Letak Kerajaan Bali berada di pulau bali bagian timur Pulai Jawa
Sumber Sejarah kerajaan Bali:
- Prasasti Sanur (917 M) berisi kekuasaan Raja-raja Wangsa atau Dinasti Warmadewa.
- Prasasti Calcuta (1042 M) India berisi Silsilah Raja Air Langga dari keturunan raja-raja Bali. Raja Air Langga merupakan anak Raja Undayana Kerajaan Bali dengan Mahendradata (Putri Kerajaan Medang Kamulan adik Raja Dharmawangsa).
- Bangunan Candi Kompleks Candi Gunung Kawi (Tampak Sireng) merupakan Makam Raja-raja Bali dibangun masa Raja Anak Wungsu
Posisi dari Kerajaan Bali |
Raja kerajaan Bali adalah
- Raja Sri Kesari Warmadewa Pendiri kerajaan Bali (Dinasti Warmadewa)
- Raja Ugrasena (925-942 M)
- Raja Tabanendra Warmadewa memerintah bersama Sang Ratu Luhur Subhadrika Dharadewi
- Raja Jayasingha Warmadewa
- Raja Jayasadhu Warmadewa
- Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi (983 M) (Ratu)
- Dharma Undayana Warmadewa (989-1022 M) dan Permaisurinya Mahendradata Hubungan diplomasi terjalin baik dengan kerajaan di jawa Timur dan dibuat prasasti mengunakan Huruf dan bahasa Jawa Kuno.
- Raja Marakata meninggal Pada 1025 M.
- Raja Anak Wungsu (1049-1077 M) mempersatukan kerajaan di Bali dan Membagi kelompok pekerja menjadi: 1) Pandai Besi, Emas dan Tembaga (Senjata, perhiasan, dan alat Rumah Tangga) 2) Tukang Kayu, Batu, Bangunan 3) Golongan Pedagang, saudagar Pria disebut Wiragrama, dan perempuan di sebutWiragrami. Raja Anak wugsu juga memperhatikan Keagamaan.
- Raja Jaya Sakti
- Raja Bedahulu memerintah bersama dua Orang Patih Kebo Iwa dan Pasunggrigis
Kerajaan Bali mengenal pengolongan masyarakat diantaranya
- Triwangsa 3 golongan: Brahmana, Ksatria, Waisya.
- Anak Jaba adalah orang yang tidak memegang Pemerintahan.
- Wong Majapahit orang yang tidak Mau menerima Islam setelah Majapahit dan Jawa dikuasai oleh Islam mereka menyingkir ke Bali
Kehidupan Ekonomi kerajaan Bali yaitu di bidang Pertanian dan Peternakan. Kehidupan Budaya dikenal Seni Keraton dan Seni Rakyat.
Ayo Baca Artikel Selanjutnya >> Kerajaan Kutai